Selasa, 14 Februari 2012

Ejakulasi Dini, Obat Kuat Bukan Solusinya



PENDERITA ejakulasi dini dilarang mengonsumsi obat kuat. Karena tidak pernah ada obat kuat untuk menyembuhkan gangguan fungsi seksual.

Konsultan seks, dr Ferryal Loetan, ASC&T, SpRM, MKes-MMR mengungkapkan, apa sebenarnya obat kuat itu perlu diperjelas lebih detail lagi. Alasannya, belakangan ini semua obat yang berhubungan dengan kemampuan seksual disebut sebagai obat kuat. Sejatinya, lanjut dia, obat kuat adalah obat yang membuat tubuh jadi bugar dan sehat.

"Nah, jika tubuh sudah bugar akibatnya stamina kita menjadi bagus, sehingga hubungan seksual kita menjadi mantap," papar dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta.

Ferryal menuturkan, saat ini banyak obat yang disebut sebagai obat kuat. Misalnya beberapa obat yang sebenarnya ditujukan untuk penyakit disfungsi seksual seperti pil biru, atau yang lain. Hal tersebut merupakan kesalahan fatal. "Hanya dokter yang berhak memberikan obat ejakulasi dini dengan resep, baru obat tersebut bisa diperoleh dan tentu saja pemakaiannya harus di bawah kontrol dokter yang berwenang," paparnya.

Ferryal mengingatkan, supaya para pria jangan sembarangan mengonsumsi obat kuat. Pasalnya, bahan-bahan yang dikandungnya dapat menimbulkan efek samping. Bahkan, dapat berbahaya jika dikonsumsi sembarangan dan tanpa kontrol dokter.

Menurut Ferryal, orang yang sehat tidak perlu mengonsumsi obat kuat untuk meningkatkan "keperkasaannya". "Kalau mau sehat bisa minum tambahan vitamin dan mineral secukupnya, akan lebih bagus lagi dengan anjuran dokter serta mulailah untuk hidup sehat. Cukup makan, cukup istirahat, olahraga teratur, hindari stres," tegasnya.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS menambahkan, ejakulasi dini merupakan disfungsi seksual yang banyak dialami pria, di samping disfungsi ereksi. "Problem kesehatan seksual memang banyak dialami pria, tetapi yang sering dialami adalah disfungsi seksual dan penyakit menular seksual. Ejakulasi dini dan disfungsi ereksi ini merupakan disfungsi seksual yang sering dialami," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, berbeda dengan disfungsi ereksi, pria yang mengalami ejakulasi dini mampu mencapai ereksi dan melakukan hubungan seksual walaupun ejakulasinya terlampau cepat. Hanya pada ejakulasi dini yang berat, ungkap dia, hubungan seksual tidak sempat berlangsung karena ejakulasi sudah terjadi sebelum penetrasi.

Menghadapi banyaknya pria yang mengalami ejakulasi dini, ada pihak tertentu yang menawarkan penyembuhan. Padahal mereka tidak mengerti dengan benar apa dan bagaimana ejakulasi dini. Lalu, mereka memberi penjelasan tentang ejakulasi dini, tetapi penuturan yang salah.

Karena ejakulasi dini telah menimbulkan gangguan dalam kehidupan seksual pasangan suami-istri, akhirnya mereka merasa perlu untuk mengatasi masalah itu. Sayangnya, keluh dia, masih banyak yang terjebak pada cara pengobatan yang tidak benar dan tidak bermanfaat, bahkan merugikan.

Sementara itu, psikiater Rumah Sakit Omni Internasional Alam Sutera Tangerang, drAndri, SpKJ berpendapat, setiap masalah disfungsi seksual baik itu disfungsi ereksi, ejakulasi terhambat atau ejakulasi dini masing-masing mempunyai kondisi dan pengaruhnya sendiri terhadap penderita.

"Contoh, seorang laki-laki yang mengalami ejakulasi terhambat, kebanyakan pasti akan senang karena kebanyakan laki-laki mengalami ejakulasi dini. Namun, belum tentu selalu menghasilkan kesenangan karena kalau terlalu lama juga akan menimbulkan ketidaknyamanan di pasangan," papar Penanggung Jawab Klinik Psikosomatik RS Omni Internasional.

Menurut Andri, terapi seks adalah solusi yang tepat untuk mengatasi gangguan fungsi seksual untuk wanita dan pria. Hanya saja memang belum banyak yang melakukannya. Jika mengalami disfungsi seksual, saran dia, seorang wanita atau pria harus mendatangi konsultan seks. Beberapa spesialis seperti Man Clinic Indonesia.

Jadi tunggu apa lagi
Segera konsultasikan gangguan fungsi seksual anda pada ahlinya ===>
 Man Clinic Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar